Musik populer atau Musik pop adalah nama
bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh
pendengarnya dan kebanyakan bersifat komersial.
Musik populer pertama kali berkembang di Amerika Serikat
pada tahun 1920 di mana rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison,
dibedakan dengan Musik Klasik, Musik Jazz, Musik Tradisional, Musik Blues,
kemudian juga berkembang ke negara-negara lain sedunia.
Sejarah Musik Pop Indonesia
Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969,
sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi
pelopor musik pop dan rock ‘n roll, bahkan pernah dipenjara karena
musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang
garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Dari Koes
Bersaudara menjadi Koes Plus
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir
lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga
Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara,
Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun
penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya
yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti
dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.
Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara
lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu”
atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Kelompok Koes Plus dimotori
oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus
dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit
dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes
Plus.
Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri
adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini
dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya.
Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik
Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset.
Kiblat Musik Pop Indonesia
Dengan adanya tuntutan dari produser
perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites,
Panbers, Mercy’s, D’Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga
group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di
luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group
lain setelah Koes Plus mengawalinya. “Seandainya kelompok ini lahir di Inggris
atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles”
Pada
tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus.
Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali
tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak
mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu
ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar